Media Sosial Vs Media Mainstream Adu Kecepatan | Comot News

Media Sosial Vs Media Mainstream Adu Kecepatan

social media vs mainstream media
Media Sosial Vs Media Mainstream Adu Kecepatan | Perkembangan teknologi membuat masyarakat lebih mudah dan cepat dalam meng-up date berita dalam media sosial. Lihat saja informasi-informasi yang muncul di Twiter, Facebook atau media sosial lainnya. Begitu ada kejadian, masyarakat langsung melaporkan seperti seorang jurnalis yang menuliskan reportasenya.

Fenomena tersebut menjadi bahan kajian dalam Third Asian Conference on Media & Mass Communication yang berlangsung di Hotel Ramada Osaka Jepang, 3-4 November.

Kajian itu antara lain melalui featured panel yang membahas studi kasus : Social and Traditional Media Coverage of the Villagio Mall Fire in Qatar. Panel diskusi menghadirkan Mary Dedinsky (Associate Professor Northwertern University Qatar, former Managing Editor Chicago Sun Times), Patricia A Roth dan Ricard J Roth (Northwestern University Qatar), serta dengan skype Shabina S Khatri dan Omar Chatriwala (Dohanews.co).

Dalam liputan kebakaran yang menewaskan sejumlah orang itu masyarakat melalui media sosial melaporkan peristiwa dari menit ke menit.

Mereka meng-up date status untuk memberi tahu peristiwa yang tengah terjadi. Tetapi tidak sedikit juga yang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di Villagio tersebut. Akibatnya, informasi dalam beberapa saat menjadi simpang siur.

Sementara media mainstream, seperti televisi dan surat kabar agak lambat memberitakan, kecuali Al Jazeera dan Dohanews.co yang selalu melakukan up date berita. Perdebatan seru terjadi saat membandingkan media-media ini dengan media sosial. Yang jelas jurnalis dari media mainstream perlu juga mengetahui ada ”media lain” yang menjadi pesaing, yakni media sosial.

Sebelumnya saat menyambut peserta konferensi Profesor Gary E Swanson yang menjadi conference chair memberi banyak contoh bagaimana media sosial bekerja. Namun, dia mengingatkan bahwa jurnalistik memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk mempertahankan kredibilitas dan akurasi berita. Jurnalistik juga memiliki standar yang harus dipatuhi.

Sementara di media sosial kadang informasi yang diberikan merupakan rekayasa. Begitu juga dengan pembicara lain Prof Thomas G Endres (Director of School of Communication University of Northen Colorado USA) yang mengatakan anggapan media sosial akan mengancam jurnalistik sebenarnya tidaklah tepat. Dia juga menepis pesimisme adanya anggapan kelas-kelas jurnalistik akan tutup karena ancaman media sosial.

Prof Endres memberikan sejumlah alternatif menghadapi fenomena yang berkembang. Media sosial bagaimanapun tidak bisa dipungkiri merupakan fenomena komunikasi yang ada dalam masyarakat dan jurnalis memiliki tugas untuk memberikan informasi dengan benar dan akurat.

Source :
www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/11/10/205000/Adu-Cepat-antara-Media-Sosial-dan-Media-Mainstream-

Categories : , , . Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

Leave a Reply

Search

Comot News Copyrights © 2012 | Design By Lyrics Explorer - Pakaw.